Nama M. Alfatih Timur sangat dikenal di dunia startup Indonesia. Ya, pria yang akrab disapa Timmy ini berhasil membangun crowdfunding platform terbesar di Indonesia bernama Kitabisa.com (Kitabisa). Namanya bahkan masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia untuk kategori Social Entrepreneur. Berawal dari pengalaman bagaimana sulitnya meminta sumbangan (pendanaan) semasa kuliah, pria jebolan Universtas Indonesia (UI) ini akhirnya membangun platform pendanaan yang menghubungkan penggalang donasi dengan donatur.
Selain versi web, Kitabisa saat ini sudah tersedia dalam bentuk aplikasi mobile untuk perangkat Android dan iOS. Apa saja tantangan yang harus dihadapi CEO & Co Founder Kitabisa ini selama mendirikan startup, dan apa saja pencapaian yang telah diraihnya bersama Kitabisa? Simak bincang-bincang Buletin Indo bersama pria kelahiran 27 Desember 1991 berikut ini.
Apa latar belakang Timmy mendirikan Kitabisa.com?
Waktu kuliah di Fakultas Ekonomi UI, saya aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan tahu betul susahnya minta sumbangan, harus galang dana di lampu merah yang dapatnya tidak seberapa dan sering tidak dipercaya. Pada 2013, saat saya kerja jadi asisten Prof. Rhenald Kasali di Rumah Perubahan, saya juga bertemu dengan banyak penggerak sosial yang punya program-program sosial bagus, namun minim pendanaan.
Di saat yang sama, saya riset di luar negeri sudah banyak crowdfunding platform yang bisa menghubungkan pemodal dengan usaha rintisan. Saya jadi kepikiran kenapa tidak kita bikin juga crowdfunding untuk menghubungkan antara penggalang donasi dengan donatur.
Siapa inspirasi terbesar Timmy dalam mendirikan Kitabisa?
Bung Hatta, beliau dari awal bilang jati diri asli orang Indonesia itu adalah gotong royong, tolong menolong.
Bagaimana Timmy memandang tingkat kepedulian sosial masyarakat Indonesia saat ini?
Data World Giving Index (2018) menyatakan bahwa Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia. Kami di Kitabisa percaya itu, setiap hari ada ribuan orang berdonasi mulai dari dari 1.000 rupiah hingga jutaan rupiah.
Apa tantangan terbesar dalam membangun startup penggalangan dana?
Membangun trust adalah tantangan utama. Membangunnya pelan-pelan dengan menunjukkan bukti dan success story. Keuntungannya sebagai online platform publik sebenarnya bisa cek langsung dan informasinya terlihat secara transparan: siapa yang dibantu, butuh dana berapa, dan berapa dana yang terkumpul.
Alhamdulillah sekarang Kitabisa sudah berjalan 7 tahun, sudah menghubungkan 2,7 juta donator. Yayasan kami pun berizin di Kemensos, laporan keuangannya diaudit, dan hasilnya diunggah terbuka di website kami.
Pengalaman menggalang dana yang paling membuat Timmy tidak menyangka benar-benar dapat memberikan harapan baru bagi seseorang?
Saya pernah dipeluk di rumah sakit oleh seorang Ayah yang anaknya sedang terbaring di NICU. Dia bilang “Mas Alfatih, dana dari donatur kitabisa betul-betul memperpanjang usia anak saya, kalau donasinya berhenti mungkin ventilatornya (alat bantu nafas) harus dicabut.” Sejak saat itu kami banyak membantu galang dana untuk kategori medis.
Bagaimana Kitabisa memverifikasi keaslian penggalangan dana?
Ada beberapa langkah verifikasi yang kami lakukan.
1. Verifikasi akun.
Setiap yang menggalang dana di Kitabisa harus mengirimkan foto KTP/SIM, serta foto selfie wajah bersama KTP/SIM, terakhir verifikasi nomor telepon dan WhatsApp.
2. Verifikasi cerita galang dana.
Kami meminta dokumen-dokumen pendukung untuk membuktikan cerita yang dibuat. Contohnya adalah dokumen medis dari rumah sakit, invoice/kwitansi, yang menjelaskan mengenai kondisi dan biaya yang dibutuhkan. Kitabisa saat ini bekerjasama dengan lebih dari 75 rumah sakit di Indonesia dan puluhan yayasan untuk membantu proses verifikasi tersebut.
3. Verifikasi pencairan dana
Karena donasi masuk dulu ke rekening yayasan Kitabisa, maka saat dilakukan pencairan kami juga akan melakukan pengecekan apakah penyaluran donasi sesuai komitmen dan data di awal. Untuk kategori medis umumnya pembayaran tagihan rumah sakit akan dibayarkan langsung ke rekening rumah sakit. Untuk non-medis kami meminta dokumen-dokumen pendukung, dan dalam beberapa kasus tim Kitabisa/jaringan NGO/komunitas ikut langsung dalam mengawal proses implementasi di lapangan.
Kami juga memiliki fitur “Laporkan” di setiap halaman galang dana untuk menerima info dari publik yang mencurigai campaign tertentu. Kami pun memiliki tim investigasi yang akan menindaklanjuti setiap laporan tersebut. Jika ditemukan pelanggaran penggalangan akan ditutup, dan donasi dikembalikan ke donatur
Berapa banyak campaign dan donasi yang sudah terkumpul di Kitabisa hingga saat ini?
Sejak berdiri pada 2013, sudah ada lebih dari 30 ribu halaman galang dana dengan 2,5 juta pengguna yang kami sebut dengan #OrangBaik. Untuk nilai donasi resminya menunggu hasil audit yayasan kami yang keluar sekitar April 2020.
Apa rencana jangka panjang Kitabisa?
Misi kami adalah “To create a kinder world, by allowing you to channel kindness, at scale.” Ke depan kami akan terus berinovasi untuk menghubungkan lebih banyak kebaikan.